Kamis, 17 November 2011

Sang raja wali


Pada perjalanan ke sebuah bukit, seorang pria menemukan sebutir telur burung rajawali. Telur tersebut dibawanya pulang dan di letakkannya di kandang ayamnya yang sedang mengerami telurnya. Telur burung rajawali tersebut kemudian menetas dan hidup bersama dengan anak-anak ayam lainnya.
Sepanjang hidupnya sang rajawali selalu berpikir bahwa dirinya hanyalah seekor ayam. Ia mengais tanah untuk mencari cacing dan serangga untuk makanannya. Ia bersuara seperti seekor ayam, melompat dengan kepakan sayap yang kasar seperti seekor ayam, tanpa dapat terbang lebih dari tiga meter.

Suatu hari sang rajawali  berjalan-jalan bersama kawan-kawan ayamnya ke sebuah bukit. Disana mereka melihat sekelompok burung rajawali terbang dengan anggun di angkasa, melayang dengan gagah menembus awan-awan dengan bantuan embusan angin, hampir tanpa mengepakkan sayapnya.

Sang rajawali melihat hal tersebut dengan terkagum-kagum, dan ia bertanya kepada kawannya, seekor ayam yang mempunyai banyak pengalaman, “Burung apakah yang begitu gagah, anggun, dan sangat luar biasa itu?”

“itu adalah burung rajawali, raja segala burung . . . tapi kamu jangan pernah berpikir dan bermimpi dapat menjadi seperti mereka,” jawab si ayam. Jawaban tersebut tertanam dalam pikiran  sang rajawali. Akibatnya samapai akhir hayatnya, sang rajawali hanya mengais tanah seperti seekor ayam dan tidak pernah mencoba untuk terbang.

Sang rajawali tidak menyadari bahwa ia adalah seekor burung rajawali. Ia mempunyai talenta untuk dapat terbang menembus awan-awan seperti burung rajawali lainnya; tetapi untuk dapat terbang, ia harus berpikir bahwa dirinya adalah seekor burung rajawali. Ia harus berlatih keras dengan rasa optimis dan penuh semangat untuk dapat terbang seperti burung rajawali lainnya.

Demikian juga dalam kehidupan kita, modal utama yang harus kita miliki untuk dapat berhasil adalah selalu berpikir  optimis dan penuh semangat, walaupun kenyataannya mungkin akan lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar