Pada perjalanan ke sebuah bukit, seorang pria menemukan
sebutir telur burung rajawali. Telur tersebut dibawanya pulang dan di
letakkannya di kandang ayamnya yang sedang mengerami telurnya. Telur burung
rajawali tersebut kemudian menetas dan hidup bersama dengan anak-anak ayam
lainnya.
Sepanjang hidupnya sang rajawali selalu berpikir bahwa
dirinya hanyalah seekor ayam. Ia mengais tanah untuk mencari cacing dan
serangga untuk makanannya. Ia bersuara seperti seekor ayam, melompat dengan
kepakan sayap yang kasar seperti seekor ayam, tanpa dapat terbang lebih dari
tiga meter.
Suatu hari sang
rajawali berjalan-jalan bersama
kawan-kawan ayamnya ke sebuah bukit. Disana mereka melihat sekelompok burung
rajawali terbang dengan anggun di angkasa, melayang dengan gagah menembus
awan-awan dengan bantuan embusan angin, hampir tanpa mengepakkan sayapnya.
Sang rajawali melihat
hal tersebut dengan terkagum-kagum, dan ia bertanya kepada kawannya, seekor
ayam yang mempunyai banyak pengalaman, “Burung apakah yang begitu gagah,
anggun, dan sangat luar biasa itu?”
“itu adalah burung rajawali, raja segala burung . . .
tapi kamu jangan pernah berpikir dan
bermimpi dapat menjadi seperti
mereka,” jawab si ayam. Jawaban tersebut tertanam dalam pikiran sang rajawali.
Akibatnya samapai akhir hayatnya, sang rajawali hanya mengais tanah seperti
seekor ayam dan tidak pernah mencoba untuk terbang.
Sang rajawali tidak
menyadari bahwa ia adalah seekor burung rajawali. Ia mempunyai talenta untuk
dapat terbang menembus awan-awan seperti burung rajawali lainnya; tetapi untuk
dapat terbang, ia harus berpikir bahwa
dirinya adalah seekor burung rajawali. Ia harus berlatih keras dengan rasa
optimis dan penuh semangat untuk dapat terbang seperti burung rajawali lainnya.
Demikian juga dalam kehidupan kita, modal utama yang
harus kita miliki untuk dapat berhasil adalah selalu berpikir optimis dan penuh
semangat, walaupun kenyataannya mungkin akan lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar