ADEGAN 1
Narrator: suatu hari di rumah, ayah dan maria sedang
bersantai di teras rumah. Lalu ayah memberitahukan kepada maria rencana untuk
menikah lagi.
Ayah : maria, papa
punya rencana untuk menikah lagi. Apa pendapatmu?
Maria : (Maria tidak
mengghiraukan dan hanya sibuk dengan HPnya)
Ayah : maria apa
kamu mendengar apa yang papa katakan?
Maria : iya. Aku
mendengar apa yang papa katakana. Tapi sekakarang papa sudah keterlaluan dan
hanya mementingkan diri papa sendiri.
Ayah : maaf maria.
Papa tidak mau terlalu lama bersedih dengan kepergiaan mamamu. Setiapkali papa
melihat keluarga-keluarga lain, papa irih kepada mereka, dan papa yakin kamu
juga menginginkan hal yang sama.
Maria : tapi pa, aku
belum siap dan aku sudah cukup bahagia punya papa dan kakak.
Ayah : iya. papa
tahu, dan papa juga mengerti perasaanmu, tapi apa kamu pernah memilkirkan
perasaan papa?
Maria : sudahlah
papa. Kita bahas nanti saja. (sambil berjalan pergi dari papanya)
ADEGAN 2
Narrator: tiba-tiba datang seorang teman perempuan papa.
Perempuan ini langsung menyapa aristo.
Ceniva : hai ris, apa
kabar? (langsung duduk di sebelah aristo, papa maria)
Maria : ini siapa
papa?
Ayah :
hhhmmm…mmm..,, (ayah bingung ingin mengatakan apa kepada maria)
Ceniva : ini anakmu?
Ternyata dia sudah besar ya?
Ayah : iya, dia
anak perempuanku dan aku juga punya anak laki-laki namanya stenly.
Ceniva : trus, dimana
stenly? Kenapa dia tidak kelihatan bersama kalian?
Ayah : ohh stenly.
Stenly itu sibuk dengan kuliahnya jadi jarang menghabiskan waktu bersama-sama
dengan kami.
Ceniva :
ngomong-ngomong, kamu sudah beritahukan kepada anak-anakmu soal rencana kita?
Ayah : sudah.
Kalau stenly sudah tahu, tapi maria belum.
Ceniva : kamu yakin,
maria bisa menerima aku?
Ayah : ya tentu.
Aku yakin karena orang baik sepertimu mana ada yang mau menolak.
Ceniva : oh… beguslah kalau begitu, aku tidak perlu khawatir lagi.
Ceniva : tak terasa 2
tahun berlalu istrimu meninggal.
Maria : untuk apa
tante Tanya-tanya soal ibuku? Emangnya tante ada maksud apa?
Ceniva : tante tidak
bermaksud apa-apa! Tante hanya bertanya saja.
Maria : pa, papakan
sudah tahu, kalau maria belum siap menerima orang lain untuk menggantikan mama.
Baru 2 tahun ibu meninggal papa sudah seperti ini.
Ayah : maria, papa
tidak suka kamu bicara seperti itu di depan tante ceniva.
Maria : aku benci
ayah. (maria berdiri dan langsung meninggalkan mereka)
Ayah : maria ,,….
Ceniva : sudalah ris,
kamukan sudah tahu bagaimana sifat maria.
Ayah : terima
kasih cen, karena kamu mau mengerti sifat anakku. Tak salah aku memilih kamu
untuk jadi pengganti ibu mereka.
ADEKAN 3
Narrator: Saat maria jalan-jalan di taman tiba-tiba tante
ceniva datang dan menghampiri maria.
Ceniva : hey maria,
sedang apa kamu disini?
Maria : untuk apa
kamu Tanya-tanya, emangnya penting kamu tahu?
Ceniva : maksud tante
kan baik, tante hanya ingin bertanya, tapi kalau maria tidak mau menjawabnya
tidak apa-apa.
Maria : haaahh…
sudalah … siapa yang mau percaya perempuan munafik sepertimu..!!
Ceniva : kenapa maria
selalu berprasangka buruk kepada tante, padahalkan maksud tante baik. Tante
hanya ingin dekat dengan maria.
Maria : aku tidak
percaya dan aku tidak akan percaya padamu!
Ceniva : ya… sudahlah
kalau kamu tidak mau percaya. Tante pergi dulu ya,,,…
Maria : sudah,,
pergi sana..!!
ADEGAN 4
Narrator: saat maria pulang ke rumah dia marah-marah
kemudian kakaknya heran melihat kelakuan maria.
Stenly : hei, kenapa
kamu?
Maria : aku benci
dia, dimana-mana selalu ada dia!
Stenly : dia, dia…??
Dia siapa??.... maksudmu tante ceniva?
Maria : ya. Siapa
lagi kalau bukan dia.
Stenly : setiap
kali, kamu bertemu dengan tante ceniva, kamu selalu berpikir dia jahat. Padahal
menurut kakak dia baik!
Maria : ahh…. Orang
seperti itu di bilang baik? Jangan-jangan kakak di pelet sama dia.
Sampai-sampai kamu berkata baik tentang dia.
Stenly : sssttt….
Kamu jangan berkata begitu lagi ya…
Maria : sudalah kak.
bicara sama kakak dan tante gila itu sama saja!
Stenly :
(menggelengkan kepala)
ADEGAN 5
Narrator: di ruang makan, stenly sedang makan dan ayah
datang.
Ayah : dimana adikmu?
Stenly : yaa…
biasalah pasti dia di kamar. Dia kan malas makan kalau ada papa.
Ayah : apa karena
tante ceniva?
Stenly : iya. Tepat
sekali.
Ayah : kita harus
melakukan apa lagi? Untuk membuat maria menerima tante ceniva sebagai ibu baru
kalian, ayah sudah kehabisan cara untuk membuat maria menerima tante ceniva.
Stenly : sudalah pa,
nanti kita bicarakan nanti saja.
ADEGAN 6
Narrator: Ceniva datang mengunjungi rumah aristo untuk
membicarakan rencana pernikahan mereka, tapi ternyata aristo tidak ada di
rumah, dan dia hanya bertemu dengan maria.
Ceniva : selamat
siang….. (karena tidak ada sahutan jadi ceniva langsung masuk ke dalam rumah
dan bertemu dengan maria)
Ceniva : hai maria,
sedang apa kamu?
Maria : (dengan
keadaan yang marah dan kesal) kenapa tante datang kesini? Aku tidka mau melihat
muka tante lagi. Tante sudah menghancurkan hubungan aku dengan ayahku. Lalu,
apa rencana tante selanjutnya?
Ceniva : maria, tante
tidak pernah berencana untuk menghancurkan hubunganmu dengan papamu tapi tante
hanya ingin membantu.
Maria : omong
kosong. Membantu apa? Bantu menghabiskan uang papa? Itu yang tante maksud
dengan membantu?
(tiba-tiba ayah datang)
Ayah : hentikan
maria. Kamu sungguh sudah sangat keterlaluan.
Maria : papa jahat,
papa lebih mementingkan perempuan ini dari pada aku.
Ayah : cukup
maria, cukup!
Ceniva : mungkin dia
belum menerima kehadiranku disini untuk menggantikan mamanya yang sudah
meninggal 2 tahun yang lalu.
Maria : ya, itu
benar. Kamu sudah tahu, mengapa kamu masih saja mengejar ayahku? Mungkin benar
apa yang aku katakana tadi kalau kamu hanya menginginkan harta kami saja?
Benarkan?
Narrator: ceniva berusaha menenangkan aristo dengan
memberikan nasihat kepada aristo.
Ceniva : aristo lebih
baik kita selesaikan dengan kepala dingin.
Ayah : maria,
ceniva tidak seperti apa yang kamu pikirkan.
Maria : tapi pa,
kenapa harus perempuan ini? Masih banyak perempuan lain di dunia ini.
Ayah : kenapa kamu
tidak menerima ceniva sebagai ibu barumu?
Narrator: maria diam, dan sedih karena teringat lagi dengan
almarhuma ibunya.
Maria : apakah papa
pernah memikirkan perasaan maria?
Maria : pa,
sebenarnya setiap kali aku melihat tante ceniva, matanya selalu mengingatkanku
kepada almarhuma ibu. Sifatku seperti ini karena aku belum mengikhlaskan mama
di gantikan oleh orang lain.
Ceniva : (mendekati
maria) maria maag, karena tante kamu selalu teringat almarhuma ibumu. Tante
janji kalau kamu memberikan kesempatan kepada tante, tante akan berusaha untuk
menjadi yang terbaik untuk mu seperti yang kamu inginkan.
Narrator: tiba-tiba stenly masuk.
Stenly : maria, kami
sangat menyayangimu, kami tidak ingin kamu selalu larut dalam kesedihan.
Narrator: maria hanya diam, dan memikirkan kata-kata
kakaknya!
Ceniva : aku akan
mencoba menjadi ibu yang baik untuk kamu dan kakakmu. Apakah kamu mau
memberikan kesempatan kepadaku?
Narrator: maria berpikir dan mulai membuka hatinya untuk
ceniva.
Maria : baiklah, aku
menerima tante sebagai ibu baruku.
Ayah : terima
kasih maria.
-THE END-